Pages

Selasa, 19 Mei 2009

Masalah



Masalah akan selalu ada, itu pasti.

Karena hidup ini sesungguhnya, hanyalah perpindahan dari satu masalah kepada masalah lain.




Masalah adalah tantangan.

Masalah adalah motivasi.

Masalah adalah optimisme.

Karena dia menyediakan ruang yang luas untuk memberi, berkontribusi, agar ada maslahat yang diciptakan.

(Tarbawi)

Tiga Prinsip Beribadah . . .


Sesungguhnya prinsip-prinsip beribadah itu adalah:

Pertama, jika engkau ingin ibadahmu diterima Allah swt, maka syaratnya adalah niat yang baik dan ikhlas untuk mengharap keridhaan Allah. Jika ibadahmu tidak disertai hati, perasaan, kekhusyukan, maka ibadahmu itu menjadi tidak bermakna dan tidak dinilai oleh Allah.

Kedua, engkau menghilangkan kesulitan, rasa berat dan mengutamakan kemudahan. Ibadah-ibadah dalam Islam tidak ada yang memberatkan dan menyusahkan para pelakunya. "Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu" (QS Al Baqarah: 185).

Ketiga, hendaknya ibadahmu itu memberikan pengaruh yang nyata pada perilaku, dan dapat dirasakan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari, baik kepada dirimu sendiri atau pada orang lain.

(Asy-Syahid Hasan AI-Banna dalam Ahaditsul Jumu'ah)

Jumat, 15 Mei 2009

Membingkai Romansa




Dengan sedikit permintaan maaf kepada ibu-ibu rekan kerja dan minta tolong nitip tugas untuk hari Jumat, akhirnya jadi juga saya ke
Bandung. Ceritanya mumpung hari Sabtu tanggal merah hari Waisak, Jumat ijin (kebetulan selama ini saya termasuk guru yang paling jarang ijin) jadi bisa 3 hari menemani suami. Perjalanan pun dimulai, Setelah sekitar 11 jam berkereta malam Madiun – Bandung, Jumat jam 07.30 untuk kedua kalinya saya menjejakkan kaki di stasiun Bandung. Tentu saja suami yang menjemput. Dan pertemuan tentu saja membawa kebahagiaan, maklum hubungan jarak jauh . . . kebersamaan yang sangat terbatas, membuat kami seperti mengikuti trining kesabaran.


Dan 3 hari selama bersama, tidak akan tersia-siakan, dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk membingkai romansa, kedekatan, dan juga ta’aruf lanjutan . . . hehe. Walaupun udah kenal sejak SMP ^_^ . . . bukankah ta’aruf sebaiknya terus berlanjut, untuk bisa semakin menyelami karakteristik pasangan dan menumbuhkan pemahaman terhadapnya. Sekali lagi, terlebih karena saya dan suami berjauhan.


Beda dengan dulu, ketika saya ke Bandung 2 pekan setelah menikah yang lebih banyak diam di kost suami . . . Untuk kali ini walau hanya 3 hari bisa lebih banyak keluar kost, untuk tahu lebih tentang Bandung. Dengan sedikit memaksa juga, akhirnya suami mau mengantarkan dan menemani saya belanja di pasar baru Bandung. Sebenarnya bukan untuk saya, tapi ada 3 orang yang titip sesuatu kepada saya. Seperti umumnya seorang perempuan belanja pasti tidak bisa sebentar . . . alhamdulillah suami masih cukup bersabar berdiri menunggui saya, walau sejurus kemudian menjadi agak cemberut dan berulang kali melirik jam dipergelangan tangan . . . hehe. Afwan wa sukron yaa Mas.


Hal lainnya adalah menemani suami main futsal. Nah, terwujud juga keinginan kami berdua. Main futsal ditemani Istri dan menemani suami main futsal. Pada sabtu sore, ketika mendung menggantung di langit Bandung, yang saat kami sampai ke GOR tempat main futsal . . . hujan turun deras. Dilanjutkan dengan makan malam berdua, suami saya menyebutnya kencan kuliner. Memang selama ini, saat-saat berdua pasti ada acara incip-incip makanan, baik di Magetan, Madiun, dan juga Bandung.


Ahad pagi, suami saya berbaik hati mengajak saya ke Gazibu. Orang bilang, kalau pergi ke Bandung dan belum mengunjungi Gazibu itu sama saja belum ke Bandung. Kali ini kami memilih naik angkot, dengan pertimbangan daripada harus nyari-nyari tempat parkir. Jalan dan melihat-lihat nyari sesuatu yang menarik. Pilihan saya jatuh ke bros-bros unik dari batok kelapa, beli sepuluh bonus satu . . . buat dibagi ke teman-teman liqo’. Saya hanya membeli itu. Eh suami malah membeli beberapa barang, hati pun bertanya-tanya . . . nah sekarang siapa yang ngantar siapa neh . . hehe. Lelah berjalan perutpun mulai protes, dan saatnya sarapan. Kami berdua mulai mencari tempat makan yang kira-kira layak dicicipi . . . adanya pedagang kaki lima. Nyari tempat yang lumayan, bingung juga karena sama-sama belum pernah, gak tahu mana yang enak. Akhirnya saya mengikuti teori suami tempat yang enak adalah yang ramai pembelinya. Jatuhlah pilihan kami di lontong kari sapi. Hangat dan lezat, pas benget disantap untuk sarapan.


Siangpun terbingkai dengan beberapa perjalanan keluar nyari oleh-oleh dan makan juga. Serta waktupun terus berjalan tak mau dihentikan, tak terasa sore sudah diambang. Selepas ashar . . . mau gak mau harus persiapan untuk balik ke Magetan. Karena amanah hari senin sudah menanti, menjadi pengawas UASBN SD. Berat juga sebenarnya, tapi mau gimana lagi . . . harus dijalani, sudah pilihan. Ketika rintik hujan, ditingkahi air mata yang memaksa keluar walau sudah ditahan. Gerbong kereta Turangga pun, seperti biasanya . . . sekali lagi memisahkan kebersamaan kami berdua . . .


Sabtu, 02 Mei 2009

NIP Baru: 18 Digit, Unik, dan Mudah Diingat

Awal pekan ini saya dan teman-teman di lingkungan UPTD Pendidikan menerima amplop coklat dari BKN regioanal II Surabaya, yang berisi SK perubahan Nomor Identitas PNS (biasa disingkat NIP)

Yup, tahun lalu . . . kepala sekolahku memang menyampaikan akan ada perubahan NIP dari 9 digit menjadi 18 digit. Hal tersebut didasarkan pada Peraturan Kepala BKN No.22 Tahun 2007 tentang Nomor Identitas PNS. Perubahan NIP ini sebenarnya diberlakukan dan mulai dipakai awal tahun, Januari 2009. Tapi mungkin karena begitu banyak jumlah PNS, maka BKN tidak bisa on time mengirimkan SKnya kepada masing-masing PNS tepat waktu,so baru kemarin saya dan teman-teman menerimanya. Berdasarkan informasi yang saya baca , perubahan NIP harus dilakukan karena sistem penataan nomor yang dulu tidak mungkin dipertahankan lagi. Lagipula sekarang pegawai diangkat oleh daerah, sehingga kode instansi sudah tidak dipakai. Semua pegawai yang diangkat daerah, menjadi PNS daerah dengan NIP berkode awal 510. . . hal tersebut berlaku untuk semua instansi, baik pendidikan, kesehatan, dan sebagainya.

Menurut BKN, Kebijakan Konversi NIP ini merupakan langkah strategis untuk pemutakhiran data PNS yang sangat Komprehensif, setiap terdapat perbedaan data maka satu-persatu tata naskah PNS harus dilakukan penelitian, secara cermat, terutama untuk PNS yang bebeda tanggal lahir dan NIP yang dimiliki.

Walaupun NIP sekarang 18 digit namun sangat mudah diingat. 18 digit tersebut dengan rincian sebagai berikut:
  • 8 digit pertama adalah tanggal lahir PNS, dengan urutan YYYYMMDD . . . misalnya 19840706
  • 6 digit adalah tahun dan bulan diangkat menjadi CPNS . . . misalnya 200604
  • 1 digit adalah jenis kelamin 1 untuk laki-laki, 2 untuk perempuan
  • 3 digit terakhir adalah nomer yang mungkin digenerate langsung oleh BKN
NIP jadi 19840706 200604 2 020

NIP baru ini juga unik karena didasarkan pada identitas pribadi masing-masing pegawai. Berdasarkan hal tersebut, maka untuk segala tata administrasi kepegawaian juga harus menyantumkan NIP yang baru.