Pages

Jumat, 20 Maret 2009

Mengajukan Tunjangan Suami dalam Gaji

“ . . . Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim:7)



Satu minggu setelah menikah (26 Desember 2008), banyak orang di sekitar saya yang mengingatkan untuk segera mengajukan dan mengurusi tunjangan suami agar segera masuk ke dalam gaji bulan berikutnya. Mereka adalah rekan-rekan di unit kerja, juga ibu mertua saya, kebetulan beliau adalah bendahara gaji di unit kerjanya. Tetapi karena saya termasuk agak malas mengurusi hal-hal administrasi, ditambah kesibukan di sekolah karena habis rehab gedung dan sedang Ulangan semester . . . walhasil agak terbengkalailah urusan satu itu. Baru semangat dan berniat lagi setelah ada yang mengingatkan lagi. Beberapa ibu-ibu di kantor menyarankan kepada saya untuk menanyakan persyaratannya kepada bendahara gaji di kantor UPTD.


Akhirnya, saya pergi ke kantor UPTD Pendidikan untuk mencari informasi persyaratan. Persyaratan yang harus diajukan ternyata tidak sulit adalah Form model C, FotoCopy surat nikah yang sudah di legalisasi, dan FotoCopy SK Pengangkatan PNS. Masing-masing rangkap tiga. Model C adalah form tentang daftar keluarga PNS yang masuk tunjangan gaji, biasanya dilaporkan setahun sekali. Dalam form tersebut terdapat tabel, pada laporan sebelumnya . . . tabel saya kosong. Ehm . . . sekarang terisi dengan identitas suami (nama lengkap, tanggal lahir, tanggal menikah, pendidikan terakhir, dan pekerjaan). Model C ini harus ditandatangani oleh pembuat dan kepala UPTD.


Setelah semua persyaratan lengkap, saya bawa ke UPTD dan saya serahkan ke bendahara gaji. Dan alhamdulillah, beres. Sebelum beranjak pulang, saat itu. Saya diingatkan, ”Mbak tunjangannya ini, mungkin baru bisa masuk gaji bulan Maret”. Yup . . . memang pengerjaan gaji untuk bulan depan (Februari), sudah selesai dan di kirim pada awal januari. Sementara saya mengajukan piranti pengajuan tunjangan keluarga . . . baru sempat pada pertengahan Januari . . . So bisa dibilang telaaat . . . hehe.


Oleh karena itu, pada daftar gaji bulan Februari tertulis status saya masih single ^­­_^. Alhamdulillah . . . ketika menerima gaji Maret, pada kolom tunjangan suami/isteri sudah ada angkanya 10% dari gaji pokok dan pada tunjangan beras bertambah 100% dari tunjangan beras sebelumnya.


Yah demikian, dalam penggajian PNS memang ada aturan ini . . . ada tunjangan keluarga, yaitu tunjangan suami/isteri dan tunjangan anak. Untuk PNS wanita yang juga mempunyai suami PNS, tidak bisa mengajukan tunjangan keluarga, karena sudah masuk ke dalam gaji suami. Jumlah anak yang dapat masuk ke sini adalah 2, dengan catatan masih usia sekolah/kuliah.


Pembelajaran Tematik


“Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya, bukan sesuai dengan zamanmu”

(Ali bin Abi Thalib Ra)


Pembelajaran menggunakan kerangka-kerangka tema atau biasa dikenal dengan pembelajaran Tematik . . . adalah metode yang digunakan di kelas 1, 2, dan 3. Saya sendiri belum banyak tahu dan belum pernah mengaplikasikan dalam tugas-tugas mengajar. Secara, saya memang bukan guru kelas rendah (1-3). Walaupun dulu ketika kuliah pun sudah sedikit diberikan. Alhamdulillah, kemarin saat ada pelatihan tentang Tematik . . . dapat kesempatan untuk mengikuti. Sehingga walau belum pernah mempraktekan sekedar belajar, sedikit banyak tahu kerangka berpikir dan langkah-langkah apa yang harus dilakukan oleh seorang guru untuk menerapkannya. Lumayan masih nyambung kalau diajak diskusi beliau-beliau yang mengajar kelas rendah.


Dari yang saya dapatkan dalam pelatihan tersebut, yang dimaksud dengan pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang mengggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran. Jadi batasan waktu dan cakupan materi kegiatan siswa di sekolah didasarkan pada tema yang dikembangkan oleh guru, bukan didasarkan pada jadwal mata pelajaran.


Pemilihan penggunaan metode pembelajaran ini dilatarbelakangi oleh beberapa hal, antara lain:

Penerapan pembelajaran tematik untuk kelas 1 – 3 Sekolah Dasar mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Lampiran Peraturan Menteri tersebut Bab II, Bagian B tentang Struktur Kurikulum Pendidikan Umum, butir 1.c. dinyatakan bahwa pembelajaran kelas 1 – 3 SD dilaksanakan melalui pendekatan tematik


Mencermati buku Model Pembelajaran tematik yang diterbitkan oleh BNSP dapat disimpulkan bahwa ada dua alasan mendasar diterapkan pembelajaran tematik untuk kelas 1 – 3 SD, yaitu:


Pertama: Perkembangan psikologis anak

Anak yang duduk di kelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini merupakan masa perkembangan yang sangat penting dan sering disebut “The Golden Years” bagi kehidupan seseorang.

Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut schemata yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap obyek yang ada dalam lingkungannya. Pemahaman tentang obyek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi (menghubungkan obyek dengan konsep yang sudah ada dalam pikirannya) dan akomodasi (proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek). Belajar dimaknai sebagai proses interaksi diri anak dengan lingkungannya. Anak belajar dari hal-hal yang konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, dan diraba.


Kedua : Pembelajaran bermakna.

Proses belajar tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau fakta belaka, tetapi kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang lebih utuh. Hal ini sejalan dengan falsafah konstruktivisme yang menyatakan bahwa manusia mengkontruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak.


Sebelum metode tematik ini ngetren, pembelajaran di kelas 1 dan 3 juga menggunakan metode pembelajaran dengan pola jam pelajaran. Nah sekarang perbandingan keduanya, yaitu tematik dan pola jam pelajaran bagi kelas 1-3.

Begini, Dengan memperhatikan kedua alasan diberlakukannya pembelajaran tematik jelaslah bahwa pembelajaran tematik lebih baik dari pada pelajaran dengan pola mata pelajaran. Selain itu ada beberapa keuntungan lain dilaksanakan pembelajaran tematik, antara lain:


Pembelajaran menjadi menyenangkan

Siswa sungguh senang karena pembelajaran dikelola sesuai dengan perkembangan jiwa anak. Dengan pembelajaran tematik, khususnya dengan buku Grasindo, setiap hari siswa diajak bernyanyi, bermain dan mendengarkan cerita. Dunia anak adalah bermain, menyanyi dan mendengarkan ceritera. Guru dapat leluasa mengatur waktu untuk ketiga kegiatan tersebut, sebab kegiatan belajar tidak dikotak-kotak lagi dengan mata pelajaran. Guru dan siswa tidak perlu bertanya, “Sekarang mata pelajaran apa?”

Siswa sungguh senang, karena belajar dengan bermain dan melakukan kegiatan kreatif


Siswa mudah memusatkan perhatian

Dalam pembelajaran tematik kegiatan berjalan mengalir tanpa dipenggal-penggal dengan pergantian jam pelajaran. Perhatian siswa tidak terpecah-pecah. Lainnya halnya dengan pembelajaran yang disusun berdasarkan jam pelajaran. Setiap ganti jam pelajaran siswa harus kembali dari awal. Mengingat kembali materi terakhir pada hari sebelumnya. Seringkali ada kegiatan yang belum tuntas terpaksa harus diakhiri karena ada pergantian jam pelajaran. Lebih bermasalah lagi kalau gurunya juga harus ganti.


Penguasaan kompetensi akan lebih kuat dan mendalam.

Dengan perhatian yang lebih terpusat dan kegiatan yang lebih tuntas, ditambah lagi dengan suasana yang menyenangkan serta materi sesuai dengan konteksnya, maka dapat diharapkan penguasaan kompetensi siswa lebih kuat dan mendalam.


Hemat waktu

Dalam pembelajaran dengan mata pelajaran sering ditemukan tumpang tindih. Misalnya Pelajaran Bahasa Indonesia memerlukan wacana sebagai sumber belajar. Dalam wacana tersebut memuat materi pelajaran lain. Selain itu ketika siswa menyusun atau membuat kalimat, mendeskripsikan suatu benda, dan menceritakan pengalaman sering terkait dengan materi pelajaran lain. Sebaliknya semua matapelajaran di luar Bahasa Indonesia pun anak harus menyusun kalimat, mendeskripsikan suatu benda dan sebagainya, yang sebetulnya hal itu terkait dengan pelajaran bahasa Indonesia. Dengan pembelajaran tematik tidak perlu dibedakan antara kalimat pelajaran Bahasa Indonesia atau kalimat pelajaran lainnya. Dengan demikian jelaslah bahwa pembelajaran tematik sungguh-sungguh menghemat waktu.


Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Polanya mengikuti pola yang dikeluarkan oleh BNSP, yaitu ada kegiatan pembuka, inti dan penutup.

Sesuai dengan tujuannya, maka kegiatan pembuka dan penutup lebih banyak dalam bentuk nyanyian, permaian, mendengarkan cerita, pesan moral dan kegiatan sejenis lainnya. Terhadap kegiatan-kegiatan tersebut tidak dapat ditanyakan mata pelajaran apa. Dengan demikian tidak dapat dibuat jadwal mata pelajaran.

Memperhatikan hal tersebut dan juga untuk menghindari terjadinya tumpang tindih, maka dalam pembelajaran tematik tidak perlu ada jadwal mata pelajaran.

Fakta bahwa dalam satu kegiatan siswa belajar berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran. Maka yang paling ideal dalam pembelajaran tematik tidak ada jadwal metapelajaran.


Nah, demikian sedikit uraian tentang metode pembelajaran tematik yang pernah saya dapatkan pada pelatihan . . . sebenarnya tidak sulit dan rumit-rumit banget. Hanya saja perlu adanya kreatifitas dan kemauan dari guru untuk melaksanakannya

Rabu, 18 Maret 2009

Antara Seorang yang Berilmu dan yang Beramal

Abbas As Sisiy, menceritakan kisah berikut dalam bukunya ”Ikwanul Muslimin dalam Kenangan”


Seperti biasanya sekelompok pemuda yang taat menjalankan agama pergi ke masjid Abu Bakar ash Sidiq di kota Idku untuk mempelajari Al-Quran dan As-Sunnah. Salah satu diantara mereka bertindak sebagai pembicara sesuai dengan kadar keilmuannya.


Tatkala imam masjid datang, para pemuda itu memmpersilahkannya untuk jadi pembicara. Analoginya, apabila terdapat air, maka batallah tayamum. Ketika imam mulai pembicaraan di hadapan mereka, ia mulai dengan menasehati para pemuda tadi agar orang yang dijadikan pembicara di tempat seperti ini haruslah seorang yang menguasai Al Quran, baik hafalan, bacaan, keilmuan, maupun pemahaman. Selain itu, juga harus banyak menghafal hadist-hadist nabi, sehingga ia pantas untuk duduk di tempat agung ini.


Para pemuda tadi merasa dalam kesulitan di hadapan para hadirin yang sudah akrab dengan mereka, karena imam masjid menganggap mereka seperti orang-orng bodoh yang berbicara tidak dengan ilmunya.

Kemudian seorang pemuda tidak dapat menahan rasa jengkelnya kemudian berkata, ”Hai Syekh, kami tidak menganggap diri kami ulama, tidak pula fuqaha. Kami hanyalah mengerjakan setiap apa yang kami pelajari, karena dalam hadist Rasul disebutkan ”Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat”. Jadi, kami hanyalah pengikut, dan kami tidak berbicara kecuali kami ketahui.”


Disinilah salah seorang yang hadir di masjid tersebut ikut angkat bicara, usianya lebih dari 70 tahun, menyatakan pendapatnya tentang masalah tersebut kepada imam masjid.

”Syekh yang mulia, jika pendapat Anda betul, maka sesungguhnya pendapat itu tertuju kepada Rosulullah, yaitu keharusan Rosulullah untuk memulai dakwahnya kepada seluruh manusia sampai Al Quran diturunkan semuanya, setelah itu barulah rasul menyampaikan kabar gembira dengan dakwah Islam. Tetapi yang kami dapati, Rasulullah memulai dakwahnya dari ayat pertana yang turun kepadanya hingga sempurnanya Islam. Kemudian Rasulullah wafat setelah turun ayat, ’Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Kuridhai Islam itu jadi agamamu.’Syekh itu terdiam dan para pemuda kaget. Dan kelompok pengajian itu terus berlanjut atas lindungan Allah. Peristiwa itu tidak membuat hubungan para pemuda itu dengan imam masjid berkurang, begitu pula penghormatan mereka kepadanya serta mengambil faedah dari ilmunya.

Selasa, 10 Maret 2009

Teladan Dari Bashrah

Setelah perang Al Qadisiah, di mana pasukan muslim mengalahkan pasukan Persia dan di saat para pekerja menghitung harta rampasan dengan disaksikan dan didengar langsung oleh kaum muslimin, tiba-tiba datang ke tengah-tengah mereka seorang lelaki berambut kumal penuh debu membawa sebuah gentong besar lagi berat yang ia bawa sendiri dengan kedua tangannya.


Dengan takjub mereka memperhatikannya. Ternyata sebuah gentong yang belum pernah merekaa lihat. Isinya? Mereka belum pernah mendapatkan harta rampasan seperti itu atau sepadan dengannya. Di dalamnya terdapat batu permata dan intan berlian yang sangat berharga.


Mereka pun bertanya kepada laki-laki itu, ”Dari mana anda dapatkan harta simpanan yang sangat berharga ini?”


”Aku dapatkan dari peperangan anu, ditempat anu, ” jawabnya singkat. ”Demi Allah, gentong ini dan segala yang dimiliki raja-raja Persia bagiku tak senilai dengan ujung kuku sama sekali. Kalau sekiranya tidak ada hak baitul maal di dalamnya tentu tak akan aku angkat dan aku bawa gentong itu ke tengah-tengah kalian,” jawab laki-laki itu.


”Siapakah anda?” tanya mereka


”Tidak . . . demi Allah, aku tidak akan memberi tahu kalian dan juga orang lain, agar kalian tidak memuji dan menyanjungiku. Aku hanya memuji dan menyanjung Allah serta berharap pahala dari-Nya.” kata laki-laki itu serayaberlalu meninggalkn mereka.


Terdorong oleh rasa penasaran yang sangat mereka mengutus seseorang untuk membuntuti dan mencari informasi tentang laki-laki itu. Ternyata laki-laki itu adalah pemuda Amir bin Abdillah At Tamimi.


Apa yang diambil dari kisah tersebut???

Tak dapat disangkal lagi bahwa eksistensi pemuda Islam dalam kehidupan amat penting. Karena pemuda merupakan pemilik potensi untuk mewarnai perjalanan sejarah umat manusia.


Di dalam Al Quran kisah pemuda tertulis dalam kisah Ashabul Kahfi. Ini mencerminkan potensi pemuda, agar potensi tersebut dapat berkembang para pemuda dituntut melaksanakan sepuluh risalah. Yaitu:


1. Memahami Islam

Mustahil pemuda dapat memuliakan Islam kalau mereka sendiri tidak memahami Islam.


2. Mengimani Segenap Ajaran Islam

Iman kepada Allah dan Rosul-Nya pada hakikatnya merupakan sebuah sikap mental patuh dan tunduk. Tunduk dan patuh berlandaskan cinta kepada-Nya dan ittiba’ (mengikuti) rosul-Nya.

3. Mengamalkan dan Mendakwahkan Islam.

Ciri orang yang tidak mengalami kerugian dalam hidup adalah senantiasa mengamalkan dan mendakwahkan Islam.

Barang siapa menyeru kepada kebaikan maka ia akan memperoleh pahala sepadan dengan orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim)

4. Berjihad di dalam Islam

Jihad adalah salah satu hal yang diwajibkan Allah kepada kaum muslimin. Said Hawa membagi jihad menjadi lima macam:

Jihad lisaani, menyampaikan dakwah Islam kepada orang-orang kafir, munafik, dan fasiq yang disertai dengan argumentasi.

Jihad maali atau Jihad harta, merupakan bagian penting karena dakwah memerlukan sarana dan prasarana.

Jihad dengan tangan/kekuasaan dan jiwa, yang termasuk dalam jihad ini adalah menentang orang kafir, usaha mempertahankan diri terhadap serangan mereka, berusaha mengusir mereka dari bumi Islam.

Jihad siyasi atau jihad politik, Islam merupakan agama yang syamil . . . jadi dunia politik adalah salah satu medan dakwah yang penting.

Jihad tarbawi, yakni bersungguh-sungguh mengajarkan, menyampaikan ilmu dan mendidik orang-orang yang ingin memahami Islam.


5. Sabar dan Istiqomah di atas jalan Islam

Keimanan harus dilanjutkan dengan kesabaran dan istiqomah


6. Mempersaudarakan manusia dalam ikatan Islam

Pemuda seharusnya berperan dalam menjalin ukhuwah Islamiyah sesama muslim.

”Setiap mukmin yang satu bagi mukmin lainnya bagaikan suatu bangunan, antara satu dengan yang lain saling mengokohkan.”


7. Menggerakkan dan mengarahkan potensi umat Islam


8. Optimis terhadap masa depan Islam

Pemuda Islam tidak boleh memiliki jiwa pesimis. Sebaliknya, harus optimis akan hasil perjuangan dan pertolongan serta balasan dari Allah Swt.


9. Introspeksi diri (muhasabah) terhadap segala aktivitas yang telah dilakukan.

Hal ini dimaksudkan agar tidak mengulangi kesalahan yang sama di hari mendatang, dan tidak terjebak dengan permasalahan yang sama.


10. Ikhlas dalam segenap pengabdian di jalan Islam.

Yang perlu senantiasa kita ingat bahwa, memurnikan niat karena Allah dalam ibadah, dan jihad merupakan masalah fundamental agar amal itu diterima sekaligus sukses.


Diadaptasi dari buku ”Super Mentoring 2” ___ Syamil Teens

Kamis, 05 Maret 2009

Sabar . . .

Dan bersabarlah, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
(QS. Al Anfal: 46)

Sabar ialah:

Meneguk sesuatu yang pahit tanpa merasa memberengut.
(Al Junaid bin Muhammad)

Menjauhi larangan, tenang ketika menenggak musibah, dan menampakkan dirinya kaya padahal miskin harta.
(Dzu an Nun)

Tegar bersama Allah dan menghadapi ujian-Nya dengan lapang dada dan tenang.
(Amr bin Ustman Al Makki)

Tegar terhadap hukum-hukum Al Quran dan Sunnah.
(Al Khawwash)

Meninggalkan keluh kesah.
(Ruwaim)

Tidak membedakan antara nikmat dengan ujian disertai dengan ketentraman hati di dalam menjalani keduanya
(Abu Muhammad Al Jariri)

Merupakan ciri khas manusia dan tidak dipunyai oleh hewan karena kekurangan-kekurangannya, dan tidak pula oleh malaikat karena kesempurnaannya.
(Imam Al Ghazali)